Dia bilang hanya akan lelap sebentar,
Tapi parasnya beku......
Masih terhias selengkungan senyum yang tak biasanya,
Rapat netra siratkan damai Sang Peri.
Ku telusuri gurat gurat wajah pucat pasi,
Meraba senyum beku di bibir itu,
Ahhhhhh ......aroma kematian menyeruak relung relung,
Kematian yang seindah legam tiara kewanitaannya.
Aku pun ingin terlelap.......
Menikmati damai kematian yang mempesona,
Aku juga mendamba selaksa mimpi Sang Peri......
Seabstrak lengkung senyum di bibir pucat gadis itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please coment + kritik,ataupun sarannya,,,,,makasih.