Nisa dengan sabar mendengarkan apa yang di tuturkan Andra padanya,ternyata pertanyaan besar yang beberapa waktu belakangan menggayuti benaknya benar adanya,Nisa mencoba memahami setiap rangkaian peristiwa yang di ceritakan Andra dengan segala kebijakan hati yang dimilikinya,baginya semua bagaikan mimpi di siang hari yang terik.Pertunangannya dengan Andra,kemudian kemunculan wanita dari masa lalu Andra dengan membawa cerita yang sangat fantastis semakin mengoyakan keyakinannya pada sebuah bahagia yang telah di pelupuk mata,sebuah pernikahan sakral yang sangat di idamkan terancam musnah.Sebagai wanita dia mampu merasakan apa yang tengah dirasakan wanita bernama Dita itu,tetapi sudut hatinya pun memberontak,menolak semua kenyataan yang sayangnya tak dapat di tolaknya.Kenyataan bahwa Andra tunangannya telah menghamili wanita bernama Dita itu. "Nis...." suara Andra memecah keheningan lamunannya,di tatap wajah Andra dalam dalam seolah ingin mencari sejuta makna yang melekat pada wajah tunangannya. "mas.....,sebenarnya saat ini siapa yang paling penting buat kamu ?" setelah mengumpulkan segenap keberaniannya Nisa mengajukan pertanyaan yang membuat Andra serasa di hujam tombak tepat di jantungnya.Andra tak langsung menjawab,dia seperti mencari jawaban yang paling tepat dan rasional,sekarang Andra merasa bagaikan disuguhi buah simalakama dimana setiap keputusannya hanya membawa petaka bagi orang orang yang di kasihinya. "maafin aku Nis....." hanya itu yang terucap lirih dari bibir Andra,Nisa tersenyum simpul. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Radit melangkah gontai dengan membawa segenap berat beban di pundaknya,tatapannya kosong menerawang jauh menelusup gelap dunia yang telah hampir terlelap dalam rengkuhan sang malam.Semilir dingin angin lewat yang membungkus langkah Radit menjadi terasa hangat bagi Radit yang tengah terpekur menatap bintang gemintang di angkasa,tatapan matanya seperti hendak mengelupas celah celah bintang berharap menemukan secercah senyum yang mungkin dapat ia pinjam tuk menghiasi hari hari kelabu pernikahannya.Entah berapa lama menit yang ia habiskan untuk melepaskan sejuta khayal di angkasa malam itu,tanpa disadarinya langkahnya terantuk kaleng softdrink dan menimbulkan suara yang berisik membelah hening malam.Radit menghela nafas panjang dan berat ,dilanjutkan langkahnya yang tertunda karena insiden kaleng softdrink tadi,menuju rumahnya. Tanpa gaduh Radit melangkah ke arah kamar dimana istrinya tertidur,dipandanginya wajah terlelap itu dengan perasaan yang berkecamuk,wajah itu nampak polos,lugu bagaikan wajah seorang peri dengan berhias selengkungan senyum,sepertinya Dita tengah terbuai mimpi yang indah.Sededik kemudian Radit melangkah menuju ruangan makan,di atas meja terlihat makanan yang telah disediakan Dita,tanpa terasa selengkungan senyum menghiasi bibirnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Disudut malam yang lain,Andra dengan sejuta kebisuan terpekur di teras kontrakannya bertemankan beratus ratus nyamuk yang dengan sukarela menyanyikan kidung malam.Baginya dunia serasa sempit,semua terasa menekan ketat dan tak memberikan ruang tuk menghela nafas dengan lapang,masih terbayang jelas hari ketika dia mendengar warta bahwa gadis pujaannya telah dipersunting orang,dan ketika dia mampu dan terbiasa dengan keadaan itu dengan hadirnya Nisa dalam hari harinya lewat pertunanangan yang sebenarnya tak pernah di impikannya tapi ternyata mampu melipur segala rasa perih yang mengiris ketegarannya sebagai lelaki dan merapuhkan bijak yang bertahun tahun dipelajari dari kerasnya hidup,tapi gadis masa lalunya tiba tiba menyampaikan sesuatu yang seperti hendak meluluhlantakan semua kebahagiaan yang baru saja tercipta karena senyuman tulus dan hangatnya tatapan mata Nisa.Dalam hati Andra berteriakan sekencang yang ia mampu,egonya menolak hadirnya kembali Dita dalam lembaran hari harinya baginya saat ini Nisa adalah hidup dan bahagia yang tersempurna,namun sadarnya terusik ketika ingatannya terbentur pada janin yang ada di rahim gadis masa lalunya itu.Dan hatinya pun terkesiap membayangkan beratnya hari hari Dita kerena keadaan itu,seharusnya dia ada disisi Nina menenangkan,melindungi dan memberikan teduh bukan terdiam disini dan hanya mencoba mengabaikan semua yang terjadi.Tapi disana ada orang yang telah memiliki dan lebih berhak menjaga Dita,dan Nisa dengah segala ketulusanya sebagai wanita pun tak harus ditepikan begitu saja hadirnya. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam telah mengarungi sepertiga perjalanannya menuju pagi tapi Radit masih terjaga,entah berapa puluh batang rokok yang telah dihabiskannya tak terhitung lagi jutaan keluh kesahnya pada Tuhan yang telah terlantun malam ini tapi tak jua mampu melelapkan matanya. "mas....kok ga' tidur?" tegur lembut Dita padanya memaksa untuk menghentikan nikmatnya kesendirian malam itu,tanpa bersuara Radit menoleh tampak olehnya Dita berdiri tak jauh dari tempatnya bertahta. "aku ga' bisa tidur nih,ga'tahu kenapa"jawab Radit seraya tersenyum,tapi jawaban itu telah cukup untuk membuat Dita mengerti. "lah kamu ko jam segini bangun ?" Radit balik bertanya "aku biasa ko bangun jam segini " jawaban Dita disertai selengkungan senyum yang seperti biasanya,senyum itu yang mengetarkan Radit ketika pertama kali berjumpa.Pertemuan yang berujung dengan keadan yang tak semestinya seperti saat ini. "oh.....,gitu ya ?" Radit tersadar bahwa akhir akhir ini dia jarang pulang kerumah itu,memang semenjak pertengkaran mewarna dalam pernikahnya dia lebih sering melewatkan malam bersama teman temannya.Sebuah keadaan yang terlihat janggal mengingat usia pernikahan mereka baru dalam hitungan bulan. "mas...aku tinggal shalat dulu ya" Dita memecah kebisuan,Radit tak menjawab dan hanya mengawasi kepeargian Dita dengan masih membisu,dalam hatinya mengharu biru mengetahui bahwa Dita masih lebih tegar menghadapi masalah yang mendera dalam hubungan mereka dengan lebih mendekatkan diri pada Tuhan.Sayup sayup terdengar adzan subuh dari surau seberang jalan,Radit beranjak dari tempatnya menahtakan diri tuk memenuhi panggilan Illahi yang entah berapa lama ia telah tinggalkan. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- beberapa bulan berlalu...... Seorang ibu muda tergolek di ranjang menahan sakit,berjuang bertaruhkan selembar nyawa yang dimilikinya demi seorang bayi yang hendak dilahirkannya,di bantu beberapa orang wanita berseragam serba putih ibu muda itu berjuang dan berjuang mengumpulkan segenap sisa sisa kekuatan yang makin lemah,dalam hatinya berkecamuk berbagai macam perasaan.Seharusnya orang orang yang dikasihinya saat ini ada di sampingnya dan memberikan suntikan semangat,namun saat ini entah dimanakah mereka semua ???,disaat ia sedang bergelut melawan waktu demi bayi yang akan menghirup udara fana yang pertama kalinya,tapi nalurinya sebagai seorang ibu dengan sigap menepis semua itu.Diluar sana purnama tertutup segumpalan mendung menjadikan suasana menjadi muram,wanita berseragam putih itu dengan sabar terus memompa semangat sang ibu muda agar tidak menyerah dan terus berjuang dan berjuang dengan mengesampingkan sejenak harapannya pada hidup.Angin malam berkesiur membawa dingin yang melingkupi semesta,hampir seluruh makhluk dunia telah terlelap dalam pelukan mimpi masing masing,tapi tidak di ruangan itu.Ruangan itu tetap saja terjaga dengan di hiasi rintihan menahan sakit,derasnya tetesan keringat,lusinan do'a dan kata kata wanita berseragam putih yang terus dan terus mengajarkan cara mengejan. Andra tersentak ketika ponselnya menyalak dengan kencang,dengan wajah kuyu dia meraih ponselnya tapi isi pesan yang terpampang dilayar ponselnya bagai cemeti yang dengan dahsyat mencambuk dan menyadarkannya.Tergesa Andra menghubungi Nisa dan berlalu meninggalkan hangat kamar lelapnya.Andra dan Nisa berlari di koridor bangunan itu mencari ruangan yang tadi disebutkan oleh perawat di bagian resepsionist,kecemasan yang sangat melingkupi Andra hal itu tercetak jelas di raut wajahnya yang super tegang.sementara Nisa dengan segenap kedewasaanya sebagai wanita tetap mendampingi Andra dan mengesampingkabn sejauh mungkin ego yang selalu saja mencoba menjajah. Langkah Andra tiba tiba menjadi berat ketika ruangan 117 telah terlihat,sejuta keraguan dan rasa bersalah menjalarinya,Nisa yang sepertinya mengerti apa yang tengah merasuki Andra menegur dengan lembut..... "ga usah khawatir mas.....,semua akan baik baik saja" Andra menoleh dan didapatinya wajah Nisa dengan segala kelembutannya,Nisa tersenyum dan mengangguk.Andra seperti mendapatkan kekuatan baru dari senyuman dan tatapan Nisa,dikuatkan hatinya dan melangkah memasuki ruangan itu di iringi Nisa. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Ruangan itu senyap........ibu muda yang baru saja bertaruh nyawa itu tergolek,dipelukannya seorang bayi perempuan mungil tertidur pulas.Andra dan Nisa beriringan menghampiri ibu muda itu,ketika sadar ada orang lain dalam ruangn itu dia tersenyum,selengkung senyum penuh makna yang hanya pemilknya sendiri yang tahu. "Ndra........" suara ibu muda itu lirih Andra tak menjawab,kerongkonganya seakan tersekat sesuatu yang teramat dahsyat hingga tak mampu membuatnya bersuara. "Ndra........" suara lirih itu kembali bergema,Andra seperti ditampar,seketika sesuatu yang menyekat kerongkongannya musnah,disudut sana Nisa menatap pertemuan Andra dan ibu muda itu penuh haru. "ea Dit......" mata Andra berkaca,di belainya pipi Dita dengan haru yang membuncah "ini putri kita Ndra" Dita berkata lirih,pandangan Andra beralih pada sosok bayi mungil dalam pelukan Dita tak terasa air matanya menetes dan jatuh tepat dikening bayi itu,Andra seakan melihat bayangannya sendiri pada paras gadis mungil itu.Kemudian diraihnya bayi itu dalam rengkuhannya,bayi itu tersenyum dalam lelapnya seakan menyadari siapa yang tengah merengkuhnya,Dita menatap Andra dan bayinya dengan senyuman terindah yang dimiliknya,namun tiba tiba Dita merasa dunia menjadi gelap.....gelap dan gelap. "Ditaaaa............." Andra terisak memeluk tubub dingin Dita,diguncang guncang tubuh Dita yang tetap tersenyum tenang dalam kebisuannya.Nisa pun terisak,dalam pelukannya bayi mungil itu tetap terlelap tanpa menyadari ibunya telah pergi meninggalkannya.Andra masih dengan kesedihannya memeluk jasad Dita seakan tak percaya wanita yang baru saja memberinya seorang gadis mungil itu telah pergi untuk selamanya.Hening.......ruangan itu hening,sampai tiba tiba Radit masuk. Radit berdiri terpaku melihat tubuh istrinya terdiam dalam pelukan lelaki yang tak dikenalnya,Andra yang menyadari kehadiran Radit kemudian melepaskan pelukannya dan berdiri memberi ruang pada Radit.Seperti Andra....Radit pun tidak mampu menahan diri untuk tidak meneteskan air mata menyadari istrinya itu telah benar benar meninggalkannya.Sementara Dita dengan kebisuan abadinya tetap tersenyum,seakan dia tengah terbuai mimpi paling indah. T A M A T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please coment + kritik,ataupun sarannya,,,,,makasih.