Angin malam yang membawa selarik dingin menelusup di kamar kecilku.....
aahhh entah apa yang membuatku masih terjaga sampai selarut ini ?????,
disebelahku sesosok tubuh perempuan yang tak lain istriku sendiri tengah
tertidur pulas dengan seulas senyuman,seakan dia sedang terbuai mimpi indah.
Ku nikmati wajah itu dengan seksama....
ahhhh betapa cantiknya dia malam ini,,,
walau memang dia tak lebih cantik dari mantan terakhirku yang begitu saja
mencampakan aku tanpa sedikitpun alasan.
Nisa adalah perempuan yang dikenalkan oleh pamanku yang kemudian dijodohkan
denganku,dia adalah istri terbaik yang ku miliki karena sebenarnya aku memang
belum pernah beristri sebelumnya,dia adalah perempuan lembut,
yang selalu mampu mengimbangi semua tingkah lakuku selama ini.
Kadang aku masih saja membandingkannya dengan mantan mantan pacarku dulu,,,,
andai saja dia tahu pasti dia akan kecewa,karena tidak ada satu perempuanpun
yang suka bila dibanding bandingkan dengan perempuan lain,
karena itu aku merasa sangat bersalah karena masih saja aku belum bisa mencintainya
sepenuh hati layaknya dulu aku mencintai Tika.
"hey...kamu Nisa kan ???" tanyaku
dia tak menjawab hanya menganggukan kepala sembari menyunggingkan senyumnya....
ahhh selarik senyum indah yang sudah sejak lama tak ku nikmati.
"aku Dika..keponakan paman Rusli" sambil ku ulurkan tangan,
dia menyambut uluran tanganku,,,sejenak lalu kami berjabat tangan,
dapat ku rasakan hangat tubuhnya yang mengalir dari telapak tangannya.....,
dan lagi dia hanya tersenyum tanpa berkata sepatahpun,
,,benar benar misterius perempuan satu ini.
Selintas pertemuan pertama itu melintasi benakku,,,dan Nisa masih tetap terlelap
dalam indah mimpinya.Ku benahi selimut yang sedikit tersibak dari tubuhnya,
lalu ku usap pipi indahnya dengan haru,entah sudah berapa lembar egonya yang harus
dia robek demi memahami semua lakuku.
"ayah......." pelan suara lembut istriku menembus ruang ruang dengarku seiring
terguncangnya bahuku pelan.
"bangun yah...udah subuh"
dan lalu pandanganku terantuk pada wajah Nisa dengan senyuman khas yang menghiasi
teduh wajahnya,.
"cepet bangun yah....udah adzan tuh" ucapnya lembut,
akupun lalu mengumpulkan segenap kekuatanku untuk meruntuhkan rasa kantuk yang
menjajah,.
"makasih bund..." jawabku dengan suara serak
Nisa hanya menanggukan kepala dan kembali memamerkan senyum,lalu aku bergegas tuk wudhu.
Ku pandangi tumpukan file yang berserakan dimeja,,,penat rasanya tubuhku,
sejenak kemudian tatapanku beralih ke layar notebook memeriksan lusinan inbox email
yang ternyata salah satunya dari Tika,ku hela nafas panjang sembari membaca email Tika.
Cukup ramai resto didepan kantorku,sambil iseng browsing aku menanti Tika seperti yang
dia janjikan ingin bertemu,,entah ada angin apa tiba tiba dia muncul setelah satu tahun menghilang,
ada rasa rindu yang tiba tiba menyeruak dalam hatiku,tak dapat ku pungkiri aku masih menyimpan rasa pada Tika,
walau saat ini aku telah beristrikan Nisa,seorang perempuan yang rela ku nikahi walau dia tahu bahwa saat itu
tidak ada sedikitpun rasaku padanya,namun perlahan seiring berjalannya waktu,
kebersamaan ,juga segala kelembutan Nisa rasa sayang itu hadir,yang lalu sedikit
tertindas oleh rasa rinduku pada Tika saat ini.
Aku pulang dengan sejuta senyuman,bagaimana tidak perempuan yang selama ini seakan
hilang tak tentu rimba datang dan menemuiku,,yahhhhh walau menag keadaan sudah tak
memungkinkan lagi untuk menyatukan rasa itu.
"ayah....kok kamejanya bau parfum cewe sih ???" tanya Nisa
aku tercekat,bagaimana mungkin bisa pikirku???,,memang sih tadi aku bersua Tika
tapi masak iya aroma parfumnya sampi menempel dikamejaku ???
"ahhh yang bener bund ????" tanyaku gusar,
dan sepertinya itu dapat ditangkap oleh Nisa...
"cuma becanda kok yah..." sahut Nisa sembari tersenyum seolah merasa menang,
aku pun merasa tenang....aman pikirku.(bersambung)