Bocah kecil dibalik pagar sekolah

Tatapan kosong dibalik pagar,
Dalam kepala yang penuh,
Penuh mau,
Penuh ingin,
Penuh itu,
Penuh ini..



Tubuh dekil dibalik pagar,
Dalam balut kain kumal,
Yang kotor,
Yang sobek,
Yang tak sedap dimata..



Jiwa nelangsa dibalik pagar,
Yang menangis,
Yang merintih,
Yang sedih....



Dia berharap seperti mereka,
Yang tak seperti dia,
Yang tak sesial dia,
Yang jauh dari kata miskin.

Cerita Bayu

"aku bisa...." !!!
Dan lebih dari sekedar bisa,
Mampu,bahkan berkuasa
Dengan restu-Nya.


Netra netra tak pernah 'kan bisa
Hingga batas akhir usia
Dan mungkin tak pantas.


Saat ramah menjamah,
Mampu ku awali sebuah takdir
Hijaukan semesta......,asrikan dunia.


Andai terajai murka.....
Kalian bukanlah apa,
Pun walau tak bernista
Ku bantai tanpa daya.


Mungki kalian tersempurna,
Tapi percayalah.....
Kalian bukanlah apa,
Sadarlah.......
Tak pernah kalian berdaya
Saat restu-Nya jadi punyaku.

Menuju Surga

Ulah Sang Hawa,
Terbuai sinis Sang api
Campakan petuah.......terusir.


Nasrani,Yahudi pun Majusi
Semua membenci siksa,
Syair syair Injil,Weda dan Tripitaka
Tunjukan jalan gapai nirwana.


Beribu juta kepala
Dari delapan penjuru semesta,
Berbondong,melangkah 'tuk satu arah
Berlentera pijar suluh,religi.


Melingkar,berputar,mendaki
Bertabur duri,kerikil kerikil tajam
Berpayung terik,berbekal haus dan berkawan lapar
'tuk satu arah......


Terilhami ayat ayat Qur'an yang diobok-obok,
Sang sesat tawarkan tiket kilat
Bermodal mesiu......
'tuk satu arah,nirwana.......
Benarkah ???????.

Hujan

Manakala terik mentari berbisik
Mencoba katakan "permisi..."
Antarlah dengan pinta,
Semoga tak lagi menghantui.


Saat derai hujan bertamu,
Sambut dengan manis senyummu...
Jamukan semua indah dirimu.


Syukuri hadirnya........
Panjatkan syair 'tuk Illahi,
Meski tak selalu jadi anugerah
Dan mungkin......,deraikan airmata.

Mengecap Cahaya

Letih........
Berteman hanya andai kata,
Lambaikan tangan
Pada dekil ruang menepi.


Jenuh......
Menunggu garis garis nyata,
Memaksa diri.....berlari,
Menjemput nyata yang termimpi
Terlampau lama menepi,sudah.


Sebelum usia dibatas masa
Langkah haruslah ada,terbawa
Menuju titik menghilang
Seruang mengecap cahaya.

Tentang Tegar

Senukil cerita........
Tentang inti tegar diri.


Nyaris mati,
Sekarat........
Sepi......,merekapun telah mati,
Semakin rapuh tanpa terbebani.


Laksana lemah rerumputan
Menunggu mendung tangiskan hujan
Pun tetes tetes embun cukup berarti.


Seperti menanti esok pagi,
Menanti lantun.....syair mentari
Terangi hati,
Menyusur langkah,
Tuk satu era......ria.

Seperti Kekasihku

Engkau seperti kekasihku yang dulu
Sungguh hadirmu menyejukkan risau jiwaku
Begitu lekatnya perasaanku kini padamu
Hingga anganku kusandarkan padamu


Memang gerakmu, memang langkahmu
Mengingatkan aku pada dirinya yang telah berlalu
Ingin ku menyangkal, ingin ku membantah
Betapa pesona dirimu memikat erat jiwaku

Mungkin terbuai, mungkin aku terlena
Ada keinginan yang tak tentu arah
Engkau tercipta bukan untuk bersama
Biar...kunikmati kerinduan ini

Maafkan aku yang slalu teringat pada dirinya
Menggugah segala yang ada dalam kenanganku
Sedapatnya aku menepis keinginan itu
Kuharap engkau dapat memafkan aku

Apa yang terpancar dari lubuk hati
Tak dapat aku bantah, tak mampu kusingkirkan
Sesungguhnya aku sangat ingin melupakan
Ingin ku melupakan, ingin ku melupakan

Sei come la mia ragazza prima
La tua presenza e'a comportare ilmio cuore

nb: Padi-Seperti Kekasihku-Lain Dunia-1999

Buram

Lukisan tentang-Mu......
Semakin buram tertangkap mata,
Warna warna tinta menghitam......
Luntur.....tersiram erang kesakitan.


Seakan tinggal sebentuk bingkai,
Membingkai lembar polos......
Bahkan mata hati...???,
Tak mampu kenali suci arti
Semua buram.....
Suram......


Tersisa coreng cemoreng,
Didepan mata,yang membuta.

Tersisa yang terasa

Yang tersisa 'tuk dirasa.....
Asa............
Terucap seiring do'a.


Titipkan kata.....
Sebait lantunan do'a,
Mengungkap rasa yang terasa.....
Segumpal asa.


Semoga........
Sewujud rasa tak tersentuh rapuh,
Dan tak retak,berderak.....
Berkeping......
Berserakan.

Lain

Luruh.................
Temaram senja di indah dadamu,
Terhias nafsu.......
Memburu.


Ku sibak tirai akhir tubuhmu,
Terhembus madu nafsu dilekuk ragamu....
Perlahan,terjilat rintihan rintihan manismu.


Saat nista merajaiku.....
Ku gores dosa di atas sucimu,
Namun.....,masih tersisa senyummu
'tuk sambut lain diriku