Isyarat bibir

Senyum.........
Sekedarkah bibir menggaris lengkung ???,
Hiasi paras,simpulkan berjuta makna.


Kemenangankah.....???
Bila kekalahan kekalahan menyusun rapi,
Memuncaki keangkuhan.....
Berkacak pinggang......
Kibarkan panji kepencundangan,
Sejatikah menang...??????.


Sesederhana itukah.....???
Pongah berbaris laksana serdadu,
Menjajah yang terkecap lidah hati,
Menampar membiru harunya rindu.


Keresahan demi keresahan
Menjalin tangan,berbondong......
Mengeluk-elukan damai kalbu,
Menempa lempeng lempeng,
Mencipta bilah samurai tegar.....
Menghunus senyum bak pendekar asmara.....
Teriakan menang bertumpukan kalah.....


Senyum.......berartikah.....????

Kisah empat penjuru arah mata angin 04

Di luar sana.....
Katak bernyanyi,
Jangkrik bersiul,
Kepakan kepakan sayap kelelawar,
Teriakan burung hantu....mengisi malam.


Di balik rapuh dinding.....
Di dalam gubuk reot,
Bersimpuh.....,
Bersujud sesosok insan.

Isak di sela do'a........
"aku terlampau kotor....."
"terlalu jauh melangkah...."
"membangun neraka,runtuhkan surga"

"Tuhan...."
"terima aku....,izinkan kembali....."
"sebelum kafan membungkus"
"sebelum berjalan di atas delapan tapak"
"perkenankan........"


Nyanyi katak.........
Siul jangkrik..........
Kepak kepak sayap dan jerit teriak....,
Tak peduli.........
Merobek nurani.

Kisah empat penjuru arah mata angin 03

Memang meremang malam,
Dan mentari tengah cuti.
Pun Sang Bulan seolah sakit....
Tapi....,bukanlah soal
Pijar neon mensubtitusi.


Lidah....,lisan pun telah letih
Lantunkan lagu......
Puisikan syair..........
Namun tak mengapa,
Cakram cakram plastik tak letih bersuara.


Mereka yang terjamah bahagia,
Menari......bersalsa.....bercengkrama,
Tak pedulikan semesta dan saudara.


Berdansa di atas cita,
Menari di antara perih luka,
Sementara......
Di luar sana ada tangis......,
Ada gelisah.

Kisah empat penjuru arah mata angin 02

Gema adzan subuh mengumandang,
Fajar perlahan menyingsing....
Mentari mengintip,
Kicau burung burung maknai pagi.


Siang berjalan,
Haus melambai.......
Lapar memanggil......
Tangis bayi adalah irama,
Iringi lapar.....
Memapah haus,
Ketika......,lambung lambung mohon di isi.


Mereka kelaparan,
Jangankan makan,berharap pun tidak.
Tangis tak lagi karena lapar....
Lapar....,tak lagi pantas ditangisi,
Pun takdir.....
Nasib......
Pantaskah disesali ????.


Piring piring....
Gelas gelas......
Kosong.....
Kotor......
Kotor bukan tak dicuci....,kawan
Kosong tak karena terpakai...,tuan
Tapi.......
Karena lapar,karena haus....
Tak mungkin lagi terobati,
Dan lapar......
Dan haus.......,
Seakan lebih berarti...,
Dari seru....,sayup adzan subuh.

Kisah empat penjuru arah mata angin 01

Ufuk barat memerah.....
Senja belumlah tiba,
Memerah......
Menyala........
Membara.....!!!,
Teriakan teriakan keras,
Jeritan jeritan dahsyat.....merobek !!!,
Mengunyah ngunyah nurani.....


Bakar.......!!!!
Nyalakan.....!!!!
Sulut api dendam berkepanjangan,
Bunuh.......!!!,
Bantai saja !!!!!,
Mestilah nyawa dibayar nyawa,
Darah dibalas darah,
Airmata dihapus airmata....!!!


Puluhan...,bahkan ratusan,
Capung capung raksasa berterbangan,
Sombong berkulit baja,
Angkuh mereguk avtur.


Melesat disela awan,
Menukik.....,seakan mencucuk kepala
Mortir....,granat...,mungkin juga nuklir
Diberakan dari lambung lambung besi.....,
Menguncang........
Mengangkat bumi terpijak,
Bakar.......!!!!
Bunuh......!!!!
Dendam berkepanjangan.


Damai..........
Impian.