Sesal

Mengingat noda,
Terlintas khilaf,
Semestinya tiada tertulis,
Dilembaran cerita usai

Palingkan jejak....
Mengusir janji terucap.
Menapak angkuh......
Terbeban selaksa berat menggayut.

Diam ditepian lukisan lalu,
Terajai senyap mendekap,
Terajam lantunan ucap,
Terlintas hendak hapus memory lama.

Tuhan......
Mengeluh aku waktu ini.
Seluruh berat tertanam,
Kian benamkan,
Semakin dalam,
Dalam,
Kelam,
Hitam,
Muram,
Sampai mentari seolah habis sinar.

Secuil

Menyua....
Lalu mengetuk...
Disini.....
Ulurkan cuilan rasa,
Tawarkan teduh.



Meminjam cahaya...
Guna terangi bilik hati...
Biar gelap hilang berganti...
Agar leluasa tuliskan janji.



Sepotong lilin sisa malam kemarin,
Cuma sisa yg dia pinjamkan,
Tak pernah utuh dia berikan,
Sedetik lalu diambil pulang.......
Sekejap lalu gelap meraja,
Lagi...........

Rahasiamu feat facebookq

Tenank cayankquwh.........

Pokok'a rahasiamu aman kok di facebookquwh xixixixixixixi........

Episode Mati

Takdir ini bermula
Sewaktu percik api gerogoti jasadku,
Awal kehidupan.....
Kah episode kematian ??????.



Ingin teriak....!!!
Meratap......
Menangis.....,
Jasad seperti ini....
Takdir seburuk ini...



Tak boleh meminta,
Tercipta hanya 'tuk memberi.....
Tiada pantas berdo'a,
Adaku bukan karena do'a.



Meleleh....
Mengalir 'tuk membeku,
Di setiap detik adalah pengorbanan......
Tetes jasad lahirkan lentera.....
Yang tak setegar mentari,
Pun selembut rembulan.....tidak...!!!!



Percik apilah pemula takdir,
Sebuah intro...
Episode kematian.

Ragu

Segan pulang......
Enggan kembali.....
Pada acuh.....,
Pada haribaan lembar lembar usang.



Disini.......
Di gunduk tanah merangrang,
Bak jiwa terparuh,di belah....
Terkenang klise suram,
Merindu harap merentang.



Malas berpaling......
Dan urung bersanding,
Kian kering.....
Dalam rindu yang kuyupi,
Nian.........

Arjuna

Berparas sejuta bunga,
Bernafas wewangian surga.....
Bertahta dalam megah istana cinta,
Ternaungi lambai panji panji asmara.



Acapkali serakah....
Seakan hanyalah miliknya para hawa,
Entah harus berapa.....???
Hapsari hiasi sangkar madunya.



Dan pantaskah hanya arjuna.....???
Pemilik sejati cinta.



Berparas sejuta bunga...
Pengecap sempurna cinta,
wanita.

Bualan

Sewaktu jujur sekedar kata.....
"demi Tuhan" ,hanya bualan
Cerita kosong tanpa makna
Terus mewarnai dunia.



Setiap detik nama Tuhan terpinjam,
Sekedar lengkapi kebohongan
Dan untuk sebuah tujuan
Tetap makan tak kelaparan.



"bukan yang dulu",katamu
"tak lagi begitu",sumpahmu
Sebatas itukah jauh jujurmu.

Tanpa Kata (Indah)

Ndah.......
Kamu t'lah kembali,
Berhari hari kamu pergi,
Masih teduh wajahmu,
Seperti tempo hari,
Waktu kamu nangis.



Ndah.........,maafin aku
Bukan ga' rindu,
Tapi karena ibu.



Mungkin bibirmu diam
Tapi.....,matamu syairkan sayang,
Tubuhmu seolah mematung,
Tapi bayangmu menari,gemulai.....



'makasih Ndah.........,buat semuanya
Buat teladanmu dan airmatamu,
Ndah........hari ini aku ngerti.......
Indahnya puisi tanpa katamu.

Akronim

Elegi terlantun diantara sadar tak sadar,
Anjungan hati meski bertaman melati,
Riak riak samudera mengiblis,
Langkah hari terantuk serpih pasir,
Yakin......terbunuh lagi.



Patahan luruh ranting menjumpa bumi,
Rautkan puisi antara ruang ruang langit,
Akankah terbaca saat gumpal memecah ???,
Tiada kata terukir dilembaran waktu,
Isyarat terbutakan,menelan buram
Wajah anggun hanyalah damba tak pasti,
Impi jiwa mengiris iris yakin atas cinta.



Hingga........
Diri rapuh seperti bilah belati,
Tertawa mengantar mati.

Bayang Bayang Hitam

Adalah bayang bayang....
Dipermainkan,
Dibalik serentangan layar
Oleh Sang entah.




Tiada mengeluh......
Hidup dalam aluran cerita,
Menjadi Hitam,ataukah putih
Oleh tingkah polah tangan.




Bilamana cerita usai....
Dikotakan.......
Dilupakan.......
Menunggu,tetap menanti waktu
Sekedar......seberkas bayang.

Munafik

Sudut ruang hati
Tak sangkali adamu disini,
Sepercik rindu menetes bak embun pagi.



Serakah yang tempo hari
Tiada ku izinkan menjajah lagi,
Sepi........,datanglah menghantui
Biarlah karma mendera diri.



Semesta berkata...."jadilah sebenar pecinta"
Langit bicara....."perjuangkan rasa"
Serakah membujuk....."izinkan memeluk"
Lalu.....,bijak coba naungi.



Pada semua terus meracau......
"padanya.......,aku sekedar simpati".