Surat Malam

Tertidur di rimbun ranting ranting bermahkota,
di payung langit hitam malam,
sayup terdengar lantun lantun,
menderu..... di haru yang biru.

Aku lepas terbang...,
merobek langit langit muram,
menanyakan mimpi...,
tiada kunjung menepi,
sepi.......
mati......

Terkapar di tatapan malam,
dalam kalbu terbakar.....hangus !,
lebur terajam waktu yang kejam,
menyisa arang terkubur abu,

Dingin hampir pagi,
menggerayang menusuk pori,
menembus sumsum diri.
Terjaga......
dan lalu kumpulkan seribu akan,
aku menulis tentang 'surat malam'.

Hati,Hati Hati

Sendiri......
mengumpulkan potongan hati,
juga rekatkan dengan hati,
seteliti mungkin.....
berhari hari,tiada peduli.

Kemari.....
kemari wahai pengisi hati,
lihatlah susunan hati,
tidakkah ini seperti ?
bukankah menyerupai ?
seongok hati,
sekerat janji.

Dan....,
dengan teramat berhati hati,
melangkahkan kaki,
coba dekati,
coba mengetuk, disini.....
akan coba tawarkan diri,
bersama sekerat hati,
yang sayang nya...,
tiada engkau peduli..,
duhai pengisi hati...